Ngaliwet adalah kegiatan membuat nasi liwet. Makanan tradisional yang sudah dikenal luas masyarakat di Indonesia terutama di wilayah pedesaan. Khusus di wilayah priangan membuat nasi liwet dikenal dengan istilah ngaliwet. Ajakan seperti “urang ngaliwet yuk” sering dilontarkan untuk ajakan membuat masakan nasi liwet bersama-sama di wilayah priangan. Ya, bersama-sama, ngaliwet tidak seru kalau dilakukan sendirian atau berdua. Minimal empat orang untuk melakukan ngaliwet yang asik dans seru.
Penulis mulai ngaliwet sejak sd kelas 5 bersama teman-temandi kampung halaman. Waktu itu ada lima teman penulis yang rutin ngaliwet bisa 3 kali dalam seminggu. Waktu favorit ngaliwet adalah selepas sekolah agama ba’da sholat ashar sekitar jam 3 sore. Tempat biasanya di saung-saung di areal persawahan. Penulis sampai hafal siapa saja pemilik saung-saung yang biasa ditempati buat ngaliwet. Orang-orang yang sebagian besar petani baru mau pulang dari sawah, eh penulis dan teman-teman malah pergi ke sawah buat ngaliwet,..hehe. Untuk mengatasi jenuh dalam ngaliwet banyak variasi yang bisa dilakukan, misalnya ngaliwet di kampung sebelah atau bahkan di desa lain yang terletak sangat jauh dari rumah penulis. Kebiasaan ngaliwet terbawa sampe penulis kuliah. Semua teman-teman penulis dari SD sampai kuliah sudah pernah diajak ngaliwet. Seru sekali rasanya bisa berbagi kesenangan dengan ngaliwet bersama.
Lantas kenapa penulis menggunakan id ngaliwet? Ada suatu fenomena menarik dalam ngaliwet. Masak nasi memang biasa, tapi kalau dilakukan bersama-sama tentunya akan luar biasa.
Pertama, biasanya orang-orang kalo mau ngaliwet akan menyumbang bahan-bahan untuk membuat nasi liwet secara sukarela. Misalnya siapa saja yang menyumbang berasnya, bumbunya, kastrol (semacam panci/ tempat membuat nasi liwet), siapa yang menyumbang lauk pauknya, dan sebagainya. Inilah kerja sama alias gotong royong, sebuah nilai-nilai luhur bangsa Indonesia!
Kedua, akan terjadi perbedaan pendapat tentang bagaimana cara memasak nasi liwet dan cara penyajiannya. Di wilayah priangan saja ada banyak cara bagaimana memasak nasi liwet. Ada yang berasnya dan segala bumbu langsung dimasukan, ada yang dimasak lewat buah kelapa muda, ada yang dimasak terpisah-pisah, dan lain-lain. Perdebatan cara memasak akan menyadarkan kita bahwa semua orang memiliki cara unik/ khas dalam mengolah nasi liwet. Semuanya unik! Seunik perdebatannya, hehe..!
Ketiga, peristiwa setelah ngaliwet. Ini yang paling seru! Biasanya setelah kenyang memakan nasi liwet pasti kecenderungannya akan ngobrol sambil ngopi, merokok, atau sambil ngemut permen. Obrolan biasanya dari yang paling ringan seperti kembang desa yang paling cantik sampe obrolan berat seperti mengapa pancasila menjadi dasar Negara Indonesia! …Hehehe ya obrolan apapun bisa terjadi setelah ngaliwet, inilah yang namanya berbagi informasi.
Jadi ada tiga filosofi dalam ngaliwet yaitu kerja sama, perdebatan, dan berbagi informasi. Seperti halnya penulis ingin mengungkapkannya dalam blog ini. Mungkin terdengar asal-asalan. Anda tidak akan pernah percaya sampai anda mencoba ngaliwet bersama teman-teman. Silahkan anda menuangkan opini dalam blog ngaliwet ini. Semua orang berhak bekerja sama, berdebat dan berbagi informasi. Salam
No comments:
Post a Comment